Kamis, 08 September 2022

Mengulik Tuntas Teknik Manipulasi Ala Johan Liebert

Mengulik Tuntas Teknik Manipulasi Ala Johan Liebert

 

Johan Liebert - Monster

            Akhir – akhir ini dunia anime dihebohkan dengan serial anime berjudul “Monster”. Anime garapan Naoki Urasawa berhasil menyajikan sebuah anime bergenre horor - psychology dengan nuansa yang jauh lebih dark, alur cerita yang dalam dan seperti menggiring pembaca untuk ikut terbawa dalam sugesti yang diberikan Johan Liebert kepada setiap targetnya.

            Johan Liebert sendiri merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita anime ini. Kemampuannya berkomunikasi dan ketenangannya dalam memainkan psikologis target adalah dua hal yang paling menyeramkan. Dia bukan karakter dengan aspek kesempurnaan layaknya Sosuke Aizen, atau  kekuatan yang mampu menghancurkan dunia. Namun kehebatannya dalam mempengaruhi alam pikiran manusia dan membangkitkan sisi tergelap manusia adalah hal yang paling menonjol saat anda menonton aksinya dalam anime “Monster”.

            Hal inilah yang membangkitkan kharisma Johan Liebert sebagai sosok villain dan memiliki basis penggemar tersendiri. Banyak orang yang penasaran, bahkan ingin menguasai teknik manipulasi psikis layaknya Johan Liebert. Artikel ini akan mengulik secara tuntas setiap tahapan, metode, juga hal teknis dan non – teknis yang didapatkan dari pengamatan dan analisa selama menonton anime “Monster”.

            Namun sebelum kita memulai pembahasannya, harap berhati – hati dalam membaca dan memahami isi artikel ini, karena isi artikel ini akan mengupas secara rinci dengan tujuan sebagai sarana informasi untuk mencegah kita dari tindakan manipulatif orang lain. Jangan menyalahgunakan segala informasi yang anda dapat untuk tujuan kejahatan atau demi kepentingan ego semata.

 

1.   Tahapan Manipulasi Target.

 

Manipulasi Johan liebert

Dalam melakukan setiap aksinya. Johan Liebert akan berusaha menyelidiki dan menganalisa perilaku target secara menyeluruh. Hal ini bertujuan sebagai screening awal dan pengumpulan informasi yang akan dibutuhkan dalam tahapan berikutnya.

Perilaku kebiasaan target akan diamati dan segala catatan perbuatan target akan dikumpulkan dan dirangkai sehingga Johan mengetahui akan menyerang dari sisi yang lemah dan tidak terbaca. Dalam beberapa scene ditampilkan Johan yang sedang melakukan pengamatan dan observasi segala aspek yang menyangkut dengan targetnya.

Setelah mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan, Johan akan menyusun rencana yang tepat untuk masuk kedalam area dimana ia bisa berinteraksi lebih dekat dengan korban. Bisa dengan menjadi orang kepercayaan target atau sekadar mengajak target untuk berbincang – bincang santai. Tindakan ini akan gagal jika pelaku tidak memiliki ketenangan dan kemampuan untuk menyembunyikan motif sebenanya. Johan paham betul akan hal ini sehingga ia akan berusaha untuk setenang mungkin dan menyembunyikan gelagat niat tersembunyi nya dengan pembawaan dan sikapnya yang ramah.

      Lalu ketika korban sudah terlarut dengan obrolan bersama Johan, ia langsung menggiring arah pembicaraan terkait hal – hal yang bersifat sensitif, rahasia, ataupun memiliki keterkaitan emosional milik korban dengan cara yang halus. Dia mampu membuat sebuah kalimat yang intimidatif tanpa menggunakan frasa intimdatif secara langsung. Johan akan mempermainkan segala aspek emosional dan logika korban, menggiring perlahan para korbannya untuk menerima secara mutlak apa yang dia katakan, menggunakan nafsu terdalam korban untuk menambah kekuatan manipulasi dan membangkitkan sisi tergelap para korbannya. Sebuah tindakan cuci otak yang terlalu sempurna jika ada di dunia nyata.

      Setelah para korban menerima segala “doktrin” yang Johan berikan, mereka semua telah menjadi pion – pion milik Johan yang bisa di gerakkan sesuka hatinya. Melakukan tindakan bunuh diri, membunuh, merampok, bahkan sampai membohongi para polisi. Semua bisa terjadi karena otak para korban telah dicuci bersih oleh Johan dengan segala manipulasinya.

 

2.  Metode Dalam Manipulasi

 

Cara manipulasi johan liebert

Mengulas metode yang digunakan oleh Johan Liebert sendiri sangat unik. Bagaimana bisa seseorang memiliki kemampuan brainwash yang sangat brilian, terstruktur dan sangat rapih.Adapun hal yang paling mendasar dalam cara Johan memanipulasi para korbannya adalah kemampuannya dalam menganalisa dan mengobservasi segala informasi yang dia dapatkan.

 

Jika Johan sembrono dalam memilih dan memilah segala informasi yang ada, maka yang terjadi adalah kekacauan dalam menyusun rencana dan pemilihan metode pendekatan terhadap korban. Karakter Johan Liebert sendiri dalam ceritanya digambarkan sebagai karakter yang dingin, minim ekspresi, misterius dan tenang. Inilah kunci utama yang membuat Johan mampu melakukan observasi dan analisa secara lebih mendalam dan mampu menyimpan berbagai detail informasi tersebut dalam kepalanya.

 

Hal lain yang menjadi kunci Johan untuk sukses mengacak – acak isi kepala korbannya adalah pengetahuannya yang mendalam tentang psikologis manusia, baik psikologi personal, sosial, maupun lingkungan. Dalam beberapa scene diperlihatkan Johan sedang menggunakan kondisi dan situasi sekitarnya untuk menunjang rencana. Pemilihan lokasi, kondisi lingkungan, memprediksi setiap alur yang akan terjadi dan menyiapkan skenario kedua dan seterusnya. Dari sana kita bisa melihat betapa hebat cara kerja otak Johan Liebert sendiri, ia hanya satu orang namun memiliki kapasitas berpikir yang melebihi sekelompok orang.

 

Berbicara tentang kemampuan dalam memainkan emosi dan psikologis manusia, Johan memiliki hal itu dan tahu bagaimana menggunakannya. Johan paham bagaimana membangkitkan memori kelam masa lalu seseorang atau hal yang sensitif bagi korban seperti keluarga, tempat kelahiran atau semacamnya, menggunakannya sebagai pemicu awal untuk masuk lebih jauh ke dalam pikiran korban. Johan sering menggunakan permainan kata yang memiliki arti ambigu untuk menggoyahkan persepsi korban, membuat korban bingung dan mempertanyakan prinsip hidupnya sendiri, memancing keluar ketakutan, nafsu, hasrat keinginan dan emosi negatif terdalam korban. Inilah jebakan psikologis mematikan yang dimiliki oleh Johan Liebert, Adolf Hitler dan para ahli manipulasi lainnya. Keahlian yang membuat target korbannya hanya bisa diam dan menerima kondisi tersebut dalam kebingungan dan keputusasaan. Dalam bidang akademik tindakan ini dinamakan dekonstruksi pikiran, tindakan pengacauan alam berpikir manusia.

 

Setelah korban mulai jatuh dalam keputusasaan, perasaan bersalah, keinginan tergelap, atau kondisi pikiran yang sudah di – dekonstruksi. Johan perlahan akan menanamkan ide dan tujuan baru kepada korban, seolah – olah itu merupakan solusi yang tepat dan terbaik. Dalam situasi ini Johan mulai membangun pemahaman dan sudut pandang baru kepada korban, memberikan arah tujuan baru untuk korban. Di sini Johan memposisikan dirinya sebagai seorang savior, penyelamat korban dari ketakutan dan trauma terdalam, atau sebagai pemberi solusi untuk tujuan tergelap milik korban. Yang pada kenyataanya, korban sudah masuk dalam genggaman Johan secara utuh, dan siap digunakan Johan untuk berbagai hal sesuai kehendak hatinya.

 

Dalam anime sendiri kamu bisa menemukan scene – scene yang menampilkan secara eksplisit cara kerja Johan dalam melakukan manipulasi. Tentunya kamu harus fokus dan mengamati secara detail prosesnya untuk mendapat gambaran secara utuh. Salah satu scene yang paling baik untuk mengamati pola kerja Johan Liebert adalah saat Johan menjadi manipulator dan dalang dibalik tindakan bunuh diri Richard Braun, seorang detektif yang merupakan mantan polisi dengan masa lalu pernah membunuh pelaku kejahatan di bawah umur.

 

Scene ini menunjukkan 2 sisi yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Yang pertama, scene ini menunjukkan bagaimana proses Johan Liebert mengaburkan, bahkan menghilangkan pondasi berpikir Richard Braun. Bagaimana Johan dengan pengetahuannya di bidang hukum menggunakannya sebagai senjata untuk membantah pembelaan Richard Braun saat menembak anak dibawah umur, menggunakan komparasi antara korban yang ditembak Richard dengan putrinya, menarik Richard kembali kedalam situasi saat melakukan penembakan, mempertanyakan prinsip moralitas seorang Richard Braun sebagai penegak hukum, membuat Richard kehilangan kompas berpikirnya dengan terus memberondong dengan argumen opinial namun seolah seperti fakta yang tidak bisa dibantah, serta menanamkan persepsi bahwa Richard Braun adalah seorang penjahat yang bersalah. Inilah yang membangkitkan perasaan bersalah terdalam Richard sekaligus sisi gelap yang selama ini menghantuinya.

 

Hal kedua yang bisa kita pelajari dari scene ini adalah fakta bahwa betapa rapuhnya nilai – nilai yang dipegang oleh manusia. Kepercayaan, prinsip, kompas moral, atau apapun itu hanya dalam sekejap mampu diruntuhkan hanya dengan sebuah kalimat atau percakapan. Inilah celah yang seringkali dimanfaatkan para manipulator untuk menanamkan ideologi atau identitas mereka. Dan fakta paling menyedihkan lagi, tindakan ini acapkali kita temui sehari – hari.

 

Perusahaan menggunakan metode ini untuk membuat produk mereka terjual, para politikus menggunakan cara ini untuk mendapatkan simpati dan suara dalam pemilihan, bahkan seorang ayah atau ibu menggunakan cara ini untuk membuat anak menjadi patuh pada perintah dan keinginannya. Menyedihkan namun inilah fakta kehidupan yang sebenarnya dekat dengan kita, namun tanpa kita sadari mereka melakukan cara yang sama seperti cara Johan Liebert memanipulasi korbannya.

 

3.   Detail Teknis dan Non – Teknis

quotes johan liebert


Dalam setiap aksinya, Johan sangat memperhatikan betul bagaimana dan seperti apa rencana tersebut dijalankan. Johan sangat berhati – hati dalam menyusun perangkapnya agar tidak mudah diketahui.

Karakter Johan yang minim ekspresi menjadi modal awal yang penting untuk dimiliki. Dengan tidak menjadi orang yang ekspresif, target akan sulit menerka dan mengantisipasi rencana dan tujuan manipulator. Karakter Johan juga digambarkan sebagai pribadi yang memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuannya dalam masuk dalam berbagai lapisan pergaulan sangatlah bagus. Ini memudahkannya untuk lebih dekat dengan target secara personal.

 Manusia adalah makhluk yang emosional, ini adalah celah yang paling mudah dimasuki dan Johan tahu betul akan hal itu. Johan sebisa mungkin akan melakukan komunikasi personal secara intim dengan target, sembari mempelajari kondisi dan kebiasaan target. Johan juga akan mencoba masuk lebih dalam lagi ke dalam lingkaran terdekat target dengan memanfaatkan kecerdasan dan kemampuan sosialnya. Ini membuat korban merasa nyaman tanpa menyadari bahaya yang sesungguhnya.

Johan juga bukan pribadi yang suka terburu – buru dengan semua rencananya. Ia akan melihat terlebih dahulu mana target yang hanya butuh waktu singkat untuk memanipulasinya dan mana target yang membutuhkan cara pendekatan lebih khusus atau waktu yang lebih lama. Ini memudahkannya untuk memetakan target dan menyusunkan rencana spesifik yang akan dilancarkan pada korbannya.

Salah satu kemampuan Johan lainnya yang membantu dalam setiap aksinya adalah kemampuannya membaca situasi dan cepat beradaptasi terhadap korban. Johan akan membangun sebuah situasi ideal dimana korban bisa dengan mudah di manipulasi. Dan jika korban mulai sedikit tidak nyaman, atau arah pembiacaraan tidak sesuai dengan keinginannya. Ia akan cepat mengubah lokasi, situasi dan lingkungannya agar proses manipulasi yang ia lakukan berjalan sempurna.

 

4. Kesimpulan

johan liebert manipulator


Dengan segala kemampuan, kelebihan dan kecerdasan yang dimiliki, tak ayal membuat Johan Liebert menjadi sosok karakter yang begitu kuat dan mendapatkan atensi bagi para penonton anime “Monster”. Banyak yang ingin memiliki kemampuan dan kecerdasan yang setara atau melebihi Johan. Namun kembali lagi, karakter Johan Liebert adalah karakter fiksi. Akan terlalu sempurna dan berbahaya jika ada karakter yang seperti Johan Liebert dalam dunia nyata.

Dan sekali lagi, tulisan ini dibuat untuk sebagai bahan pembelajaran dan informasi untuk mencegah diri kita dari para oknum manipulator dan pelaku tindakan kejahatan lainnya yang menggunakan teknik, metode atau cara yang serupa. Harap dengan bijak menggunakan informasi yang diberikan. Hindari segala tindakan kejahatan atau tindakan lain yang melawan hukum yang berlaku.

 

 

            Demikian ulasan tuntas bagaimana seorang Johan Liebert memanipulasi setiap korbannya. Semoga bermanfaat dan menghindarkan diri kita dari para pelaku kejahatan. Dan jika kamu penasaran dengan karakter villain anime yang memiliki kecerdasan tinggi seperti Johan Liebert, kamu bisa baca artikelnya dengan klik disini. Terimakasih 

Membedah Sisi Gelap Cerita One Piece – Realitas Dan Kritik Berbalut Hiburan.

Membedah Sisi Gelap Cerita One Piece – Realitas Dan Kritik Berbalut Hiburan.             Siapa yang suka menonton One Piece ? Manga dan...