Mengulik Tuntas Teknik Manipulasi Ala Johan Liebert
Akhir – akhir ini dunia anime
dihebohkan dengan serial anime berjudul “Monster”. Anime garapan Naoki Urasawa
berhasil menyajikan sebuah anime bergenre horor - psychology dengan nuansa yang
jauh lebih dark, alur cerita yang dalam dan seperti menggiring pembaca
untuk ikut terbawa dalam sugesti yang diberikan Johan Liebert kepada setiap
targetnya.
Johan Liebert sendiri merupakan
tokoh antagonis utama dalam cerita anime ini. Kemampuannya berkomunikasi dan
ketenangannya dalam memainkan psikologis target adalah dua hal yang paling
menyeramkan. Dia bukan karakter dengan aspek kesempurnaan layaknya Sosuke
Aizen, atau kekuatan yang mampu
menghancurkan dunia. Namun kehebatannya dalam mempengaruhi alam pikiran manusia
dan membangkitkan sisi tergelap manusia adalah hal yang paling menonjol saat
anda menonton aksinya dalam anime “Monster”.
Hal inilah yang membangkitkan
kharisma Johan Liebert sebagai sosok villain dan memiliki basis
penggemar tersendiri. Banyak orang yang penasaran, bahkan ingin menguasai
teknik manipulasi psikis layaknya Johan Liebert. Artikel ini akan mengulik
secara tuntas setiap tahapan, metode, juga hal teknis dan non – teknis yang
didapatkan dari pengamatan dan analisa selama menonton anime “Monster”.
Namun sebelum kita memulai
pembahasannya, harap berhati – hati dalam membaca dan memahami isi artikel ini,
karena isi artikel ini akan mengupas secara rinci dengan tujuan sebagai sarana
informasi untuk mencegah kita dari tindakan manipulatif orang lain. Jangan
menyalahgunakan segala informasi yang anda dapat untuk tujuan kejahatan atau
demi kepentingan ego semata.
1. Tahapan Manipulasi Target.
Dalam melakukan setiap aksinya. Johan
Liebert akan berusaha menyelidiki dan menganalisa perilaku target secara
menyeluruh. Hal ini bertujuan sebagai screening awal dan pengumpulan informasi
yang akan dibutuhkan dalam tahapan berikutnya.
Perilaku kebiasaan target akan
diamati dan segala catatan perbuatan target akan dikumpulkan dan dirangkai
sehingga Johan mengetahui akan menyerang dari sisi yang lemah dan tidak terbaca.
Dalam beberapa scene ditampilkan Johan yang sedang melakukan pengamatan dan
observasi segala aspek yang menyangkut dengan targetnya.
Setelah mendapatkan segala informasi
yang dibutuhkan, Johan akan menyusun rencana yang tepat untuk masuk kedalam area
dimana ia bisa berinteraksi lebih dekat dengan korban. Bisa dengan menjadi
orang kepercayaan target atau sekadar mengajak target untuk berbincang –
bincang santai. Tindakan ini akan gagal jika pelaku tidak memiliki ketenangan
dan kemampuan untuk menyembunyikan motif sebenanya. Johan paham betul akan hal
ini sehingga ia akan berusaha untuk setenang mungkin dan menyembunyikan gelagat
niat tersembunyi nya dengan pembawaan dan sikapnya yang ramah.
Lalu
ketika korban sudah terlarut dengan obrolan bersama Johan, ia langsung
menggiring arah pembicaraan terkait hal – hal yang bersifat sensitif, rahasia,
ataupun memiliki keterkaitan emosional milik korban dengan cara yang halus. Dia
mampu membuat sebuah kalimat yang intimidatif tanpa menggunakan frasa
intimdatif secara langsung. Johan akan mempermainkan segala aspek emosional dan
logika korban, menggiring perlahan para korbannya untuk menerima secara mutlak
apa yang dia katakan, menggunakan nafsu terdalam korban untuk menambah kekuatan
manipulasi dan membangkitkan sisi tergelap para korbannya. Sebuah tindakan cuci
otak yang terlalu sempurna jika ada di dunia nyata.
Setelah
para korban menerima segala “doktrin” yang Johan berikan, mereka semua telah
menjadi pion – pion milik Johan yang bisa di gerakkan sesuka hatinya. Melakukan
tindakan bunuh diri, membunuh, merampok, bahkan sampai membohongi para polisi.
Semua bisa terjadi karena otak para korban telah dicuci bersih oleh Johan
dengan segala manipulasinya.
2. Metode Dalam Manipulasi
Mengulas metode yang digunakan oleh
Johan Liebert sendiri sangat unik. Bagaimana bisa seseorang memiliki kemampuan brainwash
yang sangat brilian, terstruktur dan sangat rapih.Adapun hal yang paling
mendasar dalam cara Johan memanipulasi para korbannya adalah kemampuannya dalam menganalisa dan mengobservasi segala informasi yang dia dapatkan.
Jika Johan sembrono dalam memilih dan
memilah segala informasi yang ada, maka yang terjadi adalah kekacauan dalam
menyusun rencana dan pemilihan metode pendekatan terhadap korban. Karakter Johan Liebert sendiri dalam ceritanya
digambarkan sebagai karakter yang dingin, minim ekspresi, misterius dan tenang.
Inilah kunci utama yang membuat Johan mampu melakukan observasi dan analisa
secara lebih mendalam dan mampu menyimpan berbagai detail informasi tersebut
dalam kepalanya.
Hal lain yang menjadi kunci Johan
untuk sukses mengacak – acak isi kepala korbannya adalah pengetahuannya yang
mendalam tentang psikologis manusia, baik psikologi personal, sosial, maupun
lingkungan. Dalam beberapa scene diperlihatkan Johan sedang menggunakan kondisi
dan situasi sekitarnya untuk menunjang rencana. Pemilihan lokasi, kondisi
lingkungan, memprediksi setiap alur yang akan terjadi dan menyiapkan skenario
kedua dan seterusnya. Dari sana kita bisa melihat betapa hebat cara kerja otak
Johan Liebert sendiri, ia hanya satu orang namun memiliki kapasitas berpikir
yang melebihi sekelompok orang.
Berbicara tentang kemampuan dalam
memainkan emosi dan psikologis manusia, Johan memiliki hal itu dan tahu
bagaimana menggunakannya. Johan paham bagaimana membangkitkan memori kelam masa
lalu seseorang atau hal yang sensitif bagi korban seperti keluarga, tempat
kelahiran atau semacamnya, menggunakannya sebagai pemicu awal untuk masuk lebih
jauh ke dalam pikiran korban. Johan sering menggunakan permainan kata yang
memiliki arti ambigu untuk menggoyahkan persepsi korban, membuat korban bingung
dan mempertanyakan prinsip hidupnya sendiri, memancing keluar ketakutan, nafsu,
hasrat keinginan dan emosi negatif terdalam korban. Inilah jebakan psikologis
mematikan yang dimiliki oleh Johan Liebert, Adolf Hitler dan para ahli
manipulasi lainnya. Keahlian yang membuat target korbannya hanya bisa diam dan
menerima kondisi tersebut dalam kebingungan dan keputusasaan. Dalam bidang
akademik tindakan ini dinamakan dekonstruksi pikiran, tindakan pengacauan alam
berpikir manusia.
Setelah korban mulai jatuh dalam keputusasaan,
perasaan bersalah, keinginan tergelap, atau kondisi pikiran yang sudah di – dekonstruksi.
Johan perlahan akan menanamkan ide dan tujuan baru kepada korban, seolah – olah
itu merupakan solusi yang tepat dan terbaik. Dalam situasi ini Johan mulai
membangun pemahaman dan sudut pandang baru kepada korban, memberikan arah
tujuan baru untuk korban. Di sini Johan memposisikan dirinya sebagai seorang savior,
penyelamat korban dari ketakutan dan trauma terdalam, atau sebagai pemberi solusi
untuk tujuan tergelap milik korban. Yang pada kenyataanya, korban sudah masuk
dalam genggaman Johan secara utuh, dan siap digunakan Johan untuk berbagai hal
sesuai kehendak hatinya.
Dalam anime sendiri kamu bisa
menemukan scene – scene yang menampilkan secara eksplisit cara kerja Johan
dalam melakukan manipulasi. Tentunya kamu harus fokus dan mengamati secara
detail prosesnya untuk mendapat gambaran secara utuh. Salah satu scene yang
paling baik untuk mengamati pola kerja Johan Liebert adalah saat Johan menjadi
manipulator dan dalang dibalik tindakan bunuh diri Richard Braun, seorang
detektif yang merupakan mantan polisi dengan masa lalu pernah membunuh pelaku
kejahatan di bawah umur.
Scene ini menunjukkan 2 sisi yang
bisa kita ambil sebagai pelajaran. Yang pertama, scene ini menunjukkan
bagaimana proses Johan Liebert mengaburkan, bahkan menghilangkan pondasi
berpikir Richard Braun. Bagaimana Johan dengan pengetahuannya di bidang hukum
menggunakannya sebagai senjata untuk membantah pembelaan Richard Braun saat
menembak anak dibawah umur, menggunakan komparasi antara korban yang ditembak Richard
dengan putrinya, menarik Richard kembali kedalam situasi saat melakukan
penembakan, mempertanyakan prinsip moralitas seorang Richard Braun sebagai penegak
hukum, membuat Richard kehilangan kompas berpikirnya dengan terus memberondong
dengan argumen opinial namun seolah seperti fakta yang tidak bisa dibantah,
serta menanamkan persepsi bahwa Richard Braun adalah seorang penjahat yang bersalah.
Inilah yang membangkitkan perasaan bersalah terdalam Richard sekaligus sisi
gelap yang selama ini menghantuinya.
Hal kedua yang bisa kita pelajari
dari scene ini adalah fakta bahwa betapa rapuhnya nilai – nilai yang dipegang
oleh manusia. Kepercayaan, prinsip, kompas moral, atau apapun itu hanya dalam
sekejap mampu diruntuhkan hanya dengan sebuah kalimat atau percakapan. Inilah
celah yang seringkali dimanfaatkan para manipulator untuk menanamkan ideologi
atau identitas mereka. Dan fakta paling menyedihkan lagi, tindakan ini acapkali
kita temui sehari – hari.
Perusahaan menggunakan metode ini
untuk membuat produk mereka terjual, para politikus menggunakan cara ini untuk mendapatkan
simpati dan suara dalam pemilihan, bahkan seorang ayah atau ibu menggunakan
cara ini untuk membuat anak menjadi patuh pada perintah dan keinginannya. Menyedihkan
namun inilah fakta kehidupan yang sebenarnya dekat dengan kita, namun tanpa
kita sadari mereka melakukan cara yang sama seperti cara Johan Liebert
memanipulasi korbannya.
3. Detail Teknis dan Non – Teknis
Dalam setiap aksinya, Johan sangat
memperhatikan betul bagaimana dan seperti apa rencana tersebut dijalankan.
Johan sangat berhati – hati dalam menyusun perangkapnya agar tidak mudah diketahui.
Karakter Johan yang minim ekspresi
menjadi modal awal yang penting untuk dimiliki. Dengan tidak menjadi orang yang
ekspresif, target akan sulit menerka dan mengantisipasi rencana dan tujuan manipulator.
Karakter Johan juga digambarkan sebagai pribadi yang memiliki pengetahuan yang
luas serta kemampuannya dalam masuk dalam berbagai lapisan pergaulan sangatlah
bagus. Ini memudahkannya untuk lebih dekat dengan target secara personal.
Manusia adalah makhluk yang emosional, ini
adalah celah yang paling mudah dimasuki dan Johan tahu betul akan hal itu.
Johan sebisa mungkin akan melakukan komunikasi personal secara intim dengan
target, sembari mempelajari kondisi dan kebiasaan target. Johan juga akan
mencoba masuk lebih dalam lagi ke dalam lingkaran terdekat target dengan
memanfaatkan kecerdasan dan kemampuan sosialnya. Ini membuat korban merasa
nyaman tanpa menyadari bahaya yang sesungguhnya.
Johan juga bukan pribadi yang suka
terburu – buru dengan semua rencananya. Ia akan melihat terlebih dahulu mana
target yang hanya butuh waktu singkat untuk memanipulasinya dan mana target
yang membutuhkan cara pendekatan lebih khusus atau waktu yang lebih lama. Ini
memudahkannya untuk memetakan target dan menyusunkan rencana spesifik yang akan
dilancarkan pada korbannya.
Salah satu kemampuan Johan lainnya
yang membantu dalam setiap aksinya adalah kemampuannya membaca situasi dan cepat
beradaptasi terhadap korban. Johan akan membangun sebuah situasi ideal dimana
korban bisa dengan mudah di manipulasi. Dan jika korban mulai sedikit tidak
nyaman, atau arah pembiacaraan tidak sesuai dengan keinginannya. Ia akan cepat
mengubah lokasi, situasi dan lingkungannya agar proses manipulasi yang ia
lakukan berjalan sempurna.
4. Kesimpulan
Dengan segala kemampuan, kelebihan dan kecerdasan yang
dimiliki, tak ayal membuat Johan Liebert menjadi sosok karakter yang begitu
kuat dan mendapatkan atensi bagi para penonton anime “Monster”. Banyak yang
ingin memiliki kemampuan dan kecerdasan yang setara atau melebihi Johan. Namun kembali
lagi, karakter Johan Liebert adalah karakter fiksi. Akan terlalu sempurna dan
berbahaya jika ada karakter yang seperti Johan Liebert dalam dunia nyata.
Dan sekali lagi, tulisan ini dibuat untuk sebagai bahan
pembelajaran dan informasi untuk mencegah diri kita dari para oknum manipulator
dan pelaku tindakan kejahatan lainnya yang menggunakan teknik, metode atau cara
yang serupa. Harap dengan bijak menggunakan informasi yang diberikan. Hindari
segala tindakan kejahatan atau tindakan lain yang melawan hukum yang berlaku.
Demikian ulasan tuntas bagaimana
seorang Johan Liebert memanipulasi setiap korbannya. Semoga bermanfaat dan menghindarkan
diri kita dari para pelaku kejahatan. Dan jika kamu penasaran dengan karakter villain anime yang memiliki kecerdasan tinggi seperti Johan Liebert, kamu bisa baca artikelnya dengan klik disini. Terimakasih
.jpg)









